BUMI & SEGALA ISINYA (PART 5)

Cerita Sebelumnya

Malam semakin larut, udara dingin menyelimuti tubuh mereka. Gesekan dedaunan yang ditimbulkan angin, memecahkan kesunyian malam di hutan ini. Cahaya bulan di langit menyinari langkah kaki mereka, sesekali terdengar hewan malam yang turut serta meramaikan dinginnya malam. Jali dan keenam temannya masih berjalan menyusuri dalamnya hutan, Jali yang menjadi penunjuk jalan sesekali menyibakkan semak belukar yang menghalangi jalan. “Tidak lama lagi kita akan sampai di tempat yang indah,” ujar Jali sambil terus berjalan, ia mempercepat langkah kaki nya. Keenam temannya hanya mengikutinya dari belakang.

Rasa penasaran dan lelah bercampur menjadi satu, terlihat dikejauhan bunga-bunga indah berhamparan, bebatuan besar dan kecil tertata indah oleh alam, pohon-pohon tinggi nampak berdaun keemasan tatkala cahaya bulan menyinari. Seperti diujung tebing, tepatnya ini adalah puncak bukit yang indah. Naluri wanita yang menyukai keindahan, membuat Nisa, Lolly dan Lola tanpa sadar berlari menuju tempat itu, mereka berputar, menari lembut sembari memandang langit yang riuh oleh bintang-bintang dan bulan yang cantik, sungguh semesta ini indah.

Nisa si gadis cantik yang wajahnya tidak bosan untuk dipandang setiap kaum adam, langsung menghampiri bunga-bunga cantik, tentunya ia ingin memetiknya, baru saja ia memegang tangkai bunga mawar merah, tangan besar segera mencegahnya, siapa lagi kalau bukan Jali. Jali menggeleng-gelengkan kepala nya dengan sorot mata tajam. Nisa yang mengerti maksud Jali, langsung menjauhkan tangannya dari bunga itu seraya cengegesan.

“Kau tahu bukan tumbuhan berhak hidup sebagaimana mestinya?” sindir Jali seraya berkacak pinggang. Nisa memanyunkan bibirnya, sambil memutar bola matanya malas,

“Kau pun tahu bukan bahwa semesta menyediakan keindahan untuk dinikmati?” Ujar Nisa tak mau kalah.

Jali menjitak kening Nisa, “Kau bisa melihatnya tanpa harus merusaknya,” Balas Jali yang mencoba meluruskan otak wanita yang satu ini.

“Ohh tidak biss..’” belum saja Nisa melanjutkan perkataannya, Lolly dan Lola segera membungkam mulutnya yang bawel itu.

“Sudahlah Nisa, dengarkan kata Jali, jangan melakukan hal yang aneh-aneh di tempat yang baru pertama kali kamu kunjungi.” Lerai Lolly disertai anggukan Lola menyetujui.

“Baiklah, baiklah,” Ucap Nisa mengalah, ia mengikat rambut nya yang tergerai dan berjalan menjauhi ketiga orang ini. Ia duduk di batu besar seraya memandangi bintang.

Bagja, Andi dan Dudung yang baru sampai, menggerutu kesal menghampiri mereka yang sudah tiba lebih dulu.

“Wahai kaum hawa, sadarkah kalian berlari dan menggeletakkan tas besar kalian begitu saja diatas tanah.” Gerutu Bagja yang saat ini ditangannya penuh dengan barang bawaan, tidak terkecuali Andi dan Dudung yang raut wajahnya kesal. Nisa, Lolly dan Lola menyengir kuda sambil segera meraih tas mereka yang isinya berat.

“Kita akan bermalam disini, Bagja dan Andi tolong segera buatkan dua tenda untuk perempuan dan laki-laki.” Perintah Jali, tangannya menunjuk area yang tepat untuk mendirikan tenda.

“Aku dan Dudung akan mencari kayu bakar disekitaran sini, kalian para wanita siapkan makanan.” Ujar Jali lalu ditatapnya temannya satu persatu. Setelah mereka menganggukkan kepala tanda mengerti, Jali dan Dudung segera berlalu.

Jali mengambil beberapa batang kayu yang akan dijadikan api unggun, begitupun dengan Dudung yang sedang sibuk mencari, ia menyusuri setiap pohon membuat batang hidungnya tak nampak lagi terhalang pepohonan dan semak liar. Semilir angin membangunkan bulu kuduk Jali, rasanya ia seperti sedang diawasi oleh sesuatu. Sejak awal masuk kedalam hutan memang ia merasa ada sesuatu yang sedang mengintainya, namun ia tidak ingin mengatakannya kepada teman-temannya, khawatir mereka akan panik dan tidak nyaman. Jali sudah berusaha membuang pikiran-pikiran negatifnya, mungkin hanya perasaan. Jali menatap kelangit, cahaya bulan mulai tertutupi awan malam, hanya ada sedikit seberkas cahaya yang berhasil melewati celah-celah daun yang rindang. Ia mempercepat aktivitasnya, “sepertinya kayu ini sudah cukup,”ucapnya dalam hati. Lalu diikatnya kayu tersebut menggunakan tali yang ia bawa. “JALI TOLONG!! BERHENTI TID..!” tiba-tiba terdengar teriakan keras yang berasal…

Cerita Selanjutnya…

One Comment Add yours

  1. avatar nauvalmaulana r. nauvalmaulana r. berkata:

    Very interesting

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar